Monday, August 24, 2020

Kamu Lelah dibohongi? Cek 3 Gerakkan Indikasi Kebohongan Menurut Psikologi


Semua orang pasti pernah melakukan kebohongan. Kalau kebohongan yang dilakukan bertujuan untuk suatu kebaikan, ya mungking masih bisa dimaklumi. Tetapi apabila kebohongan tersebut bertujuan untuk hal yang buruk, pasti kita sebagai korban akan merasa kesal dan kecewa. Namun kerap kali terdapat orang-orang yang pandai menyembunyikan kebohongan yang ia lakukan.  Oleh karena itu, dibawah ini terdapat beberapa tips psikologi yang dapat digunakan untuk mengetahui apabila seseorang sedang berbohong.
Tips yang kita gunakan adalah melihat gesture dari lawan bicara kita. Oleh karena itu mari kita terlebih dahulu memahami apa itu gestureGesture dapat diartikan sebagai komunikasi non-verbal yang menggabungkan beberapa gerak tubuh disertai juga dengan ekspresi wajah dengan maksud menyampaikan pesan tertentu. Artinya gesture sudah mencakup gabungan gerakkan tubuh yang juga disertai dengan ekspresi wajah. Terdapat juga istilah lain yaitu kine yang diartikan sebagai unit terkecil dari pergerakan tubuh dan kinesic, yaitu merujuk kepada studi ilmiah tentang gesture dan ilmu pergerakan tubuh lainnya.
Mendeteksi kebohongan seseorang bukanlah perkara yang mudah. Terlebih lagi apabila terdapat kemungkinan bias yang kita ciptakan karena berkomunikasi dengan orang yang kita kenal. Sehingga kita cenderung menyangkal bahwa orang yang kita kenal melakukan kebohongan. Tetapi menurut Verma (penulis buku Body Languae) kita dapat mendeteksi kebohongan seseorang melalui Hand to Face Gestures. Tindakan hand to face gestures menggambarkan basis/dasar gestur berbohong manusia. Salah satu simbol penipuan (deceit symbols) yang sering digunakan adalah three wise monkeys yang tidak mendengar, mengatakan, ataupun melihat kejahatan. Salah satu contoh yang sering terjadi adalah ketika seorang anak mengatakan kebohongan, maka ia refleks atau segera untuk menutup mulutnya. Dengan kata lain, ketika kita melihat, mengatakan, ataupun mendengar kebohongan atau penipuan kita sering mencoba untuk menutupi mata, mulut, dan telinga kita. Semakin dewasa seseorang, hand to face gestures menjadi semakin tertata dan kurang jelas, namun masih tetap muncul ketika seseorang mengatakan, melihat, atau mendengar kebohongan. Dalam artian yang lebih luas, deceit dapat berarti keraguan, ketidakyakinan, kebohongan, atau juga melebih-lebihkan.
Di bawah ini terdapat beberapa variasi dari Hand to Face Gestures yang dapat menandakan suatu kebohongan ketika berkomunikasi.

1.      The Mouth Guard


 
Sesuai dengan namanya, tindakan ini dilakukan dengan menutup mulut menggunakan jari tangan. Secara rinci tindakan ini menutupi mulut dan ibu jari menekan pipi akibat otak menginstruksikan untuk menahan kata-kata bohong yang disampaikan. Namun perlu digaris bawahi bahwa gesture ini hampir memiliki gerakkan yang sama dengan evaluation gestures. Perbedaannya adalah evaluation gestures dilakukan dengan tangan menutupi mulut dan dimaknai dengan seseorang yang mendengarkan dan memahami percakapan dengan lawan bicaranya. Sementara the mouth guard dilakukan dengan beberapa jari menutupi bagian mulut.
Terdapat juga beberapa orang yang menggunakan batuk palsu untuk menutupi gestures mouth guard yang sedang ia lakukan. Hal ini juga merupakan bentuk indikasi dari sebuah kebohongan yang disampaikan.

2.      Nose Touching

 


Gesture Nose touching merupakan tindakan yang lebih tersembunyi dibandingan dengan mouth guard. Bisa dikatakan tindakan ini adalah tindakan yang smooth dan kita cenderung mengindahkan terhadap gesture ini. Secara rinci gesture ini terdiri atas beberapa usapan ringan dibawah hidung atau satu usapan cepat yang tidak terlihat/terasa. Sama seperti mouth guard gestur ini digunakan pembicara untuk menutupi kebohongan dan sebaliknya digunakan oleh pendengar yang merasa ragu terhadap kata-kata pembicara. Salah satu penjelasan gestur ini adalah bahwa ketika pikiran negatif masuk ke pikiran, otak menginstruksikan tangan menutupi mulut, namun dalam upaya agar tidak terlalu mencolok, tangan mundur dari wajah dan menghasilkan usapan cepat di bawah hidung. Penjelasan lain menyatakan bahwa berbohong menyebabkan ujung saraf di hidung menghasilkan rasa gatal, dan usapan dilakukan untuk memuaskan rasa gatal tersebut.  Namun, bagaimana jika memang orang tersebut merasa gatal pada hidungnya? Cara membedakannya adalah bahwa upaya sengaja untuk mengusap dan menggaruk menandakan orang tersebut merasa gatal di hidungnya, sedangkan usapan halus menandakan nose touching gestures yang berarti orang tersebut berbohong.

3.      The Eye Rub


Gesture ini dilakukan dengan mengusapkan jari ke bagian mata sebagai indikasi upaya otak untuk menahan kebohongan atau keraguan yang terlihat atau upaya untuk menghindari melihat wajah orang yang ia bohongi.  Terdapat perbedaan antara pria dan wanita ketika melakukan gesture ini, yaitu pria umumnya mengusap mata secara kasar. Apabila kebohongan yang ia lakukan besar, maka ia cenderung mengalihkan pandangannya terhadap lawan bicaranya, seperti menatap atau melihat ke lantai. Sementara wanita menggunakan usapan lembut di bawah mata, dan menghindari tatapan lawan bicara dengan menatap langit (ke atas).

Itulah beberapa tips yang dapat digunakan untuk mendeteksi kebohongan seseorang. Hal ini dapat dipergunakan ketika kita sedang dalam kondisi santai (informal) dan berkomunikasi dengan lawan bicara kita.  Dalam kata lain sebagai bentuk jaga-jaga untuk menghindari suatu kebohongan. Agar lebih valid lagi dalam mendeteksi kebohongan seseorang, sebenarnya harus diukur menggunakan alat deteksi kebohongan maupun melalui test lainnya. Tapi kan tidak selamanya dong kita kemana-mana membawa lie detector, hehe.